Satu Tangan Pijakan Langkah
Semilir angin menyejukan, awan mulai mengubah warnanya, suara seruan menandakan kemenangan akan tiba. Berjalan tunduk tanpa melihat sesuatu yang menjadikan dirinya itu rugi dengan kewibawaan yang akan membuat orang melihat terus tanpa berkedip, orangpun berkata “subhanallah” atas kehendak kekuasaan-Nya. Semua waktu, tenaga, pikiran dikerahkan hanya untuk berpikir di jalan-Mu. Tidak ada rintangan yang tidak mungkin dihadang dengan setetes keringat satu tetes saja, melainkan lebih dari itu. Tetapi hanya niat yang tuluslah yang bisa lebih membayar atas pengorbanan yang dialakukan.
Jejak para pejuang, jejak para pemimpin serta jejak para pembela di jalan-Nya menggambarkan semangat yang tak hentinya. Peci hitam sebagai mahkota, kain putih penutup aurat, buntelan kain di perut sebagai ciri khasnya, menjadikan orang tersebut banyak dihormati dan dihargai oleh sekitarnya. Tak heran dengan kesederhanaan, kesopanan, kesantunan, dan keramahan yang menandakan perilaku pejuang fillah dimasa dimulai 1 hijriyyah. Tepatnya bapak KH.Sepuh Kampung yang tidak lupa dengan nasehat yang selalu beliau sampaikan dalam kesempatan berbagai acara di masyarakat sekitarnya. Berbagai pengalaman serta mau’idotul hasanah yang menjadi kata-kata terakhir beliau ketika diberi kesempatan untuk berbicara di depan.
Satu tangan pijakan langkah menandakan perjuangan yang tidak mungkin tidak ada hasil yang bermanfaat untuk umatnya, semua ini hanya dipikirkan untuk mengajak dan membenarkan kejalan yang lebih baik. Dengan satu tangan itu, semua akan bisa merubah hal-hal yang bisa mempengaruhinya, satu tangan untuk kita dan satu tangan untuk semua.
Menulis dengan bersyi‟ar membangkitkan keluluhan hati menjadi gairah semangat. Bersyi‟ar dengan menulis menuangkan ide atau kata-kata serta kalimat yang berkandung Al-Qur‟an dan Sunnah. Menjadikan Islam terus berkembang dengan tombak ajaran Allah dan Nabinya.
Karena menulis merupakan seni mendayung gagasan, pemikiran, ataupun pengalaman. Karya tulis atau dakwah bil qalam, ibarat sebuah lautan yang seolah-olah tak bertepi. Saat seseorang membaca sebuah karya yang cocok dengan seleranya, ia akan tenggelam ke dalam lautan gagasan, pemikiran, dan pengalaman penulisnya. Merakit kata menjadi kalimat, untuk kemudian merangkainya menjadi karya tulis yang bermakna. Menulis berarti menambah pengetahuan baru sekaligus mempertajam pengetahuan yang sebelumnya telah tersedia. Dan tulisan menurut Sayyidina „Ali, r.a, merupakan tali pengikat ilmu pengetahuan.
Dengan pijakan langkah prospek bersyi‟ar tidak akan ada hentinya bila umatnya yang terus menyebarkan kalimat “lailahailallah”. Pijakan langkah!! dan pijakan langkah!! Bukan hanya berpijak dengan langkah yang istiqomah tapi bersyi‟ar dengan pijakan langkah yang merubah denyut nadi dan detak jantung yang membangkitkan kalaamullah. Hanya dengan langkah untuk bisa memulai bersyi‟ar dilakukan.
Lantunan-lantunan syi‟ar meretakan dinding telinga menjadi kobaran mengingat sang pencipta. Satu tangan pijakan langkah menjadi satu kesatuan untuk mensyiarkan agama Rahmatallil‟alamin oleh generasi-generasi penyiaran islam ujung tombak dakwah pimpinan umat-Nya.
Satu tangan Syi‟arkan islam, pijakkan langkah gerakan Dakwah.
Yang saya tanggapi dan saya raskan kita di sini sedang berdakwah dalam berbagai hal untuk merubah dari perubahan yang lebih baik dengan menggunakan metode dan cara yang menjadikan objek tersebut menjadi respon baik untuk merubah dirinya.
Kita tidak perlu berpikir ribet tentang bagaimana dengan dakwah kita, harus seperti apa yang kita lakukan untuk bias mengajak teman kita. Lakukanlah dengan menulis. Dakwah dengan menulis membuat pergerakan peradaban. Dengan isi tulisannya yang menarik menggunakan bahasa-bahasa sesuai kalangan, yang membuat dari bahasa yang dituangkan itu menimbulkan gairah serta respon baik untuk bisa menjadi perubahan.
Seperti yang dipaparkan Aep Kusnawan salah satu dosen UIN Bandung, dia mengatakan didalam bukunya “Meulis Berarti Peduli Peradaban”, dengan kutipannya “siapapun orangnya, jika sampai detik ini mengira bahwa dengan tulisan dapat mendatangkan uang, itu tidak keliru, sebab dengan tulisan yang dibuat kemudian diterbitkan, dengannya berarti penulis telah berjasa, dan karena jasanya itu, secara logis penerbit akan menyampaikan tanda terimakasihnya.
Jika ada orang yang menganggap dengan tulisan dapat mempertajam intelektualitas, itu juga tidak salah. Sebab dengan menulis yang semakin baik, ia semakin banyak membaca, baik membaca al-qur an, buku, koran, majalah dan sumber lainnya. Dengan tulisanya akan membawa orang yang membacanya menjadi perubahan terhadap dirinya.”
Dengan stimulasi tersebut mari kita menulis fillah untuk bersyi‟ar dan dakwah fillah di jalan-Nya. Dengan menulis membawa dunia dan isinya, merubah jiwa dan rasanya. Yang akan merubah suatu kepastian menjadi kenyataan dengan jalan syi‟ar menyebarkan agama Allah SWT.
By: Pena “Anjeunan” Alumni MTs CJK(2012) & SMK CJK(2015)
0 Response to "Satu Tangan Pijakan Langkah"
Post a Comment